Chapter 11
Karena suasana
yang rumit ini, kami tidak dapat berbicara banyak satu sama lain, tetapi kami
kembali bersama-sama ke persimpangan jalan.
「Aku
pulang」
「Selamat
datang kakak...... Bau apa ini?」
Ketika Aku
kembali ke rumah, adikku juga dikejutkan oleh bau antiperspirant yang disemprotkan
oleh ketua.
「Baunya
masih sangat menyengat!?」
「Aku
tidak mempermasalahkan itu, Aku sangat terkejut karena baunya tidak sesuai
dengan penampilanmu. Apakah akhirnya kau mendapatkan wanita?」
「Bahasa
macam apa itu?」
Baik Haruki ataupun
adikku, perkataan mereka sangat buruk.
Aku tidak tahu di
mana mereka belajar menggunakan kata-kata buruk seperti itu.
Aku tidak
peduli jika itu Haruki yang seorang laki-laki, tapi Aku tidak ingin adikku
berbicara padaku dengan cara yang buruk.
「Artinya
sama, jadi tidak ada masalah kan. Aku pikir ini sudah saatnya bagi kakak untuk
memiliki pacar」
「Itu
hanya lelucon yang dimainkan oleh temanku. Aku tidak perlu diberitahu oleh anak
yang baru masuk SMA」
「Kau
hanya setahun lebih tua dariku, kenapa kau jadi bersikap sombong ? dan juga, Aku
sudah punya pacar」
「Hah!?」
「Tidak
tidak, kau tidak perlu terkejut kan. Aku tidak mengundangnya ke rumah seperti
Rin, jadi Aku tidak perlu mengatakan itu kan」
「Yah,
itu benar .....」
Adikku, dari
sudut pandang keluargaku, dia adalah gadis yang cantik.
Dia berbeda
dengan ketua, tapi dia memiliki kepribadian yang ceria dan ramah, jadi
menurutku dia akan populer.
Dia tidak
menunjukkan suasana seperti itu sama sekali, jadi pernyataannya itu membuatku
terkejut.
「Yah,
kita berada di SMA yang berbeda, jadi Aku tidak tahu berapa lama akan bertahan
tanpa bersikap kasar」
「Tapi
kau sudah bersikap kasar ketika mengatakan itu, kan?」
「Mungkin
kau benar. Aku sedang sibuk sekarang, dan dia selalu bertanya kapan Aku akan
bertemu dengannya lagi」
Adikku bilang
mencari teman itu mudah, tapi menurutku dia tidak terlalu tertarik dengan hal
romantis.
Persis seperti
yang kubayangkan, tapi dia sudah berbicara seperti sudah tidak mengenalnya lagi,
dan Aku mendapat firasat bahwa mereka akan putus.
.......Adikku mungkin
tipe orang yang jika dia menjalin hubungan, hanya untuk pamer saja.
「Apakah
pacarmu itu di sekolahku?」
「Tidak,
dia mengikuti tes disana, tetapi dia tidak lulus dan pergi ke sekolah swasta,
jadi dia tidak ada disana」
Namun, Aku pribadi
merasa bahwa lebih baik mereka memiliki hubungan dengan perasaan yang ringan.
Entah kenapa, setelah
masuk SMA, topik hubungan pria-wanita semakin memburuk, sehingga tingkat
diskusi ini tidak terlalu buruk dan bebas stres.
...... Aku akan
menghancurkannya jika dia mencoba membawanya pulang seperti yang dia lakukan
kepada Rin-chan.
「Yah,
jika Aku putus, Aku bisa berkencan dengan seseorang yang cocok denganku di sekolah」
「Kau
sudah terbiasa ya......」
Adikku sudah berada satu
langkah di depanku.
「Ngomong-ngomong,
apakah orang yang iseng padamu itu orang yang cantik?」
「Dia
cantik. Aku tidak suka menilai dia seperti ini, tapi dia setidaknya salah satu
dari lima gadis teratas di sekolah」
「Seriusan?
Jika dia orang yang iseng, apakah dia tipe gadis cantik yang melakukan itu pada
semua orang?」
「Hmm.....
entahlah! Tapi Aku tidak merasa dia seperti seorang penggoda atau seorang
cabe-cabean」
Dia adalah orang yang
ramah.
Tapi kurasa Aku
belum pernah melihatnya melakukannya sejauh itu.
「Dia
sama seperti dirimu, tetapi pada vektor yang berbeda」
「Cara
bicaramu sangat membingungkan. Buatlah lebih mudah dimengerti!」
「Dia
orang yang cerita, tapi tidak seperti dirimu」
「Hee,
gapapa kan. Mengapa kau tidak coba untuk merayunya? 」
「Bodohnya
Aku untuk meneruskan pembicaraan ini」
Aku mengharapkan
dia untuk memberiku beberapa saran yang berguna ketika Aku memintanya untuk
memberikan penjelasan yang mudah dipahami, tetapi yang Aku dapatkan hanyalah
pendapat yang buruk, seperti Haruki.
Dan juga, Aku
sudah selesai mengharapkan saran dari adikku yang tidak mau mengalah.
Aku telah
diberitahu tentang hal ini oleh orang lain, tetapi Aku merasa seperti Aku
berteman dengan ketua.
「Eh,
bukankah kau ingin menarik perhatiannya?」
「Tidak
tidak......」
「Hmm,
Aku tidak percaya...... Ah.
Mungkin karena kakak memandang Rin?」
「A-apanya!?」
Tiba-tiba, adikku
mengatakan sesuatu yang menghubungkanku dengan Rin-chan.
Dalam sekejap,
hawa dingin yang tidak menyenangkan menjalar ke seluruh tubuhku.
「Yah,
Karena kakak sudah mengetahui sisi Rin,
kau sudah terbiasa melihat gadis cantik dengan tatapan yang buruk, kan, dan
bukankah kau sangat tenang?」
「Ah,
Aku mengerti」
Aman.
Sayangnya, Aku tidak pernah terbiasa melihat gadis-gadis cantik.
Aku masih tidak
bisa menahan jantungku ketika Rin-chan menatapku.
Aku ini mungkin
seorang pecundang yang tidak bisa melakukan kontak mata dengan ketua selama
lebih dari tiga detik
「Biasanya,
jika kau dekat dengan seorang gadis yang salah satu dari 5 gadis teratas dan
jika kau itu pria maka kau pasti ingin menarik perhatinnya kan. Jika kau tidak
bisa melakukan itu, pria seperti apa kau ini?」
「Tidak
peduli seberapa mau kau ingin meneruskan ini, aku tidak ingin berbicara tentang
ptia」
Aku merasa
pemikirannya seperti laki-laki, tapi Aku tidak ingin di kritik oleh adikku.
Lebih tepatnya,
ketua mengatakan bahwa dia tidak suka kedekatan semacam itu.
「Kau
benar-benar rakus ya. Tidak hanya dengan Rin, tetapi juga dengan gadis cantik
seperti seorang mahasiswa. Tidak ada gunanya jika kau tidak bisa mendapatkan
pacar,kan」
「Mungkin」
「Yah,
tapi」
Adikku berkata sambil
nyengir.
「Karena
kakak begitu tenang, Aku yakin bahwa kau akan baik-baik saja dengan kenyataan
bahwa kau dan Rin mulai akrab. Mohon dukungannya」
「.......Aku
mengerti」
Adikku, yang pada
dasarnya tidak melakukan apa pun selain tidak menghormatiku, dia hanya
mempercayaiku dalam situasi ini.
Seperti Rin-chan, orang
ini juga memercayaiku yang tidak perlu dilakukan.
Pada saat dia
mengandalkanku seperti ini dia akan bersikap imut meski biasanya dia selalu
bersikap kurang ajar padaku.
Namun, kepercayaan
Rin-chan padaku dan kepercayaan adikku padaku tampaknya sama, tetapi vektornya
sedikit berbeda.
Aku tidak menyadari
bahwa perbedaan halus yang disebabkan oleh tidak bisa jujur saat menceritakan
pada adikku akan menyebabkan hal seperti ini.
Seperti biasa, mau
tak mau Aku merasa menyesal telah membuat masalah menjadi begitu sulit.
「....
Mari kita bersiap-siap untuk makan malam」
「Ya,
mari kita memasak. Aku juga harus mempersiapkan untuk minggu depan」
「Bagaimana
dengan klubmu?」
「Aku
akan melakukannya, tapi itu sedikit santai. Aku mungkin akan pulang sebelum
kakak. Kau tidak perlu khawatir tentang pekerjaan rumah. Kau cukup membantu Rin
aja」
「Baiklah」
「Jika
kau membuat nilai Rin turun, Aku akan memperlakukanmu seperti sampah」
Bagaimanapun, sulit
untuk diperlakukan seperti sampah oleh adikku yang masih berhubungan denganku.
Meskipun teman-temanku terlibat, Aku harus memenuhi harapan adikku yang sangat mendukung.
Chapter 12
Malam harinya, Aku
bertukar pesan dengan ketua seperti yang Aku lakukan pada siang hari.
Kami tidak memiliki
sesuatu yang khusus untuk dibicarakan, jadi kami hanya mengobrol biasa.
Pada akhirnya, dia
bereaksi dengan gembira ketika Aku memberi tahu dia tentang antiperspiran yang
telah kami bicarakan sepanjang hari ini.
Saat ini, Aku tidak
merasakan adanya perasaan istimewa selama kita berteman, meskipun kita adalah
lawan jenis.
Namun, karena ketua
sangat ramah, Aku harus berhati-hati agar tidak terbawa suasana dan terlalu
banyak bertanya secara mendalam.
Dia bertanya padaku apakah 『Aku pernah punya pacar』
atau 『apakah ada orang yang membuatku tertarik』.
Sejujurnya, Aku tidak
benar-benar perlu menyembunyikan apa pun dari ketua, Haruki dan Yukito, karena
jika Aku mengungkapkan beberapa detail kepada mereka, tiga orang berpengaruh
akan mengoreksiku bahkan jika rumor menyebar
Ketika berfikir
seperti itu, Aku menjawab semua pertanyaan dari pihak lain dengan jujur,
mengingat kepribadian ketua.
...... Jika ada
cerita tentang salah satu hubungan masa lalunya, Aku yakin ada sesuatu yang
ingin dia sembunyikan.
——Sejak tadi selalu Aku yang bertanya padamu, apakah
tidak ada yang ingin kau tanyakan padaku?——
——Hmm......Aku tidak nyaman menanyakan sesuatu yang
terlalu mendalam pada seorang gadis dari sisi pria. Jika polanya terbalik
seperti sebelumnya, Aku pikir itu mungkin——
——Kau boleh bertanya apapun padaku kok?——
「Hmm」
Itu akan memperburuk
citraku jika Aku masih enggan untuk bertanya setelah diberitahu hal itu.
Aku berharap
Aku memiliki pertanyaan yang lebih baik, tetapi jika Aku ini pandai berbicara,
Aku pasti sudah memiliki pacar.
「Disinilah
sulitnya untuk berbicara dengan lawan jenis.......」
Jika dia adalah teman
sesama jenis itu akan aman-aman aja, tapi jika dia lawan jenis itu akan
berbahaya.
Fakta bahwa
kami berada di kelas yang sama dan memahami lingkungan satu sama lain sampai
batas tertentu hingga membuatku semakin sulit untuk bertanya.
「Mari
kita coba tanyakan padanya......」
Bahkan jika
seseorang seperti ketua terkejut dan mundur selangkah, dia tidak akan langsung
berkata, 『Tidak mungkin, jangan
hubungin Aku lagi』atau『Jangan dekati Aku lagi』.
Jika dia menjauh
dariku, Aku akan mencoba untuk mendapatkan kembali kepercayaannya dengan ketulusan
dan rasa jarak yang sesuai......
——Maaf jika Aku mengatakan yang menjijikan. Aku hanya
ingin tahu, karena kau menyebutkan bahwa kau pernah menjalin hubungan, Aku
sedikit penasaran tentang itu?——
「Apakah
Aku bisa bertanya padanya dengan lebih baik.....」
Aku merasa
jijik melihat ketikanku sendiri.
Kata pertamanya
seperti mengambil asuransi, meski terlihat menjijikan ya sudahlah.
Bagaimana cara
anak laki-laki di dunia ini melakukannya dengan baik saat melakukan
permbicaraan semacam ini.
——Hm, Hm, Aku mengerti! Apa kau juga tertarik dengan hal
itu!——
——Ya! Dari apa yang kau katakan kemarin pagi, itu pasti
cukup sulit, dan Aku ingin tahu orang seperti apa yang kau pacari itu——
Dari cara dia
mengatakannya, Aku bisa tahu bahwa dia ditanyai kebenarannya oleh pria lain
sampai-sampai merasa jijik.
——Aku tidak keberatan memberi tahumu. Aku tidak
memberitahu pada orang lain tentang hal itu. Dia adalah orang yang berada di
kelas yang sama di tempat les——
——Hoo, jadi dia itu seseorang dari luar sekolah?——
——Itu benar. Sekitar waktu itu, semua teman di sekitarku
mulai mendapatkan pacar, jadi Aku merasa harus mengikuti tren itu——
——Mengikuti tren?——
——Hmm. Aku
tahu tidak pantas untuk membicarakan hal ini, tapi ketika semua orang punya
pacar, Aku merasa harus punya juga. Tetapi karena Aku tidak terlalu menyukainya,
jadi itu tidak bertahan sama sekali——
——Ternyata ada kebenaran semacam itu ya——
——Bagaimana membicarakan hal ini dengan teman sesama
jenis? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Aku berbicara dengan lawan
jenis, atau setidaknya rumor itu pasti akan menyebar, jadi Aku tetap diam. Aku
mempercayai hal itu padamu, jadi tolong rahasiakan ya——
——Tentu saja. Ini agak kurang ajar bagiku, tapi Aku lega
mengetahui bahwa bahkan ketua yang populer pun memiliki beberapa masalah——
Mendengar kebenaran
ini saja membuat saya sadar bahwa bahkan ketua, yang mengatur semua orang dan
sangat disukai, menghabiskan waktunya untuk memikirkan persahabatan dengan
hati-hati.
Alasan mengapa ketua berkencan
mungkin terdengar mustahil bagi sebagian orang, tetapi itu lebih dari cukup
masuk akal bagiku.
Pada dasarnya, untuk
anak laki-laki, apakah kau punya pacar atau tidak itu tergantung pada apakah
kau populer atau tidak, tetapi itu berbeda untuk anak perempuan.
Bukan hal yang aneh
untuk menemukan sekelompok gadis yang jelas terbagi antara mereka yang punya
pacar dan mereka yang tidak punya pacar.
Jika kau tidak
mengikuti tren itu, kau tidak dapat mengikuti percakapan dan rutinitas grup.
Ini mungkin merupakan
kesulitan yang khas bagi anak perempuan yang tidak dimiliki anak laki-laki. Untuk
pria di tempat les itu yang benar-benar tertarik padanya, hasilnya mungkin
menyedihkan, tapi dia masih satu-satunya pria yang berkencan dengan ketua, jadi
dia harus memiliki kepercayaan diri.
——Itu memang pernah terjadi! Pada akhirnya, Aku mengambil
pelajaran dari kejadian itu, dan Aku memutuskan untuk tetap pada pendirianku
sendiri——
——Aku terkesan dengan padamu. Bahkan sekarang kau masih berpegang
teguh pada pendirianmu, dan kau juga masih memiliki banyak teman——
——Hm. Yah, ternyata memang bukan ide yang bagus untuk
ikut-ikutan——
「Uuh....!」
Kata-kata terakhirnya
memberiku serangan kritikal.
——Aku benar-benar lega telah mengatakannya. Aku
benar-benar tidak memberitahu siapa pun tentang hal itu. Terima kasih telah
mendengarkanku——
——Tidak tidak. Itu adalah cerita yang berharga——
——Aku pikir kau akan kecewa. Aku tidak percaya Aku
memiliki pacar pertamaku untuk alasan ini——
——Sebaliknya, agak melegakan untuk mengetahui bahwa orang
paling populer juga memiliki masalah mereka sendiri——
——Kau ini orang yang mengerikan ya, kau merasa senang
kalau ada seorang gadis yang memiliki masalah!——
Pada awalnya, Aku
ragu untuk bertanya kepadanya tentang sesuatu yang begitu mendalam, tetapi
ternyata itu keputusan yang bagus.
Jika Aku punya
masalah, Aku mungkin bisa berbicara dengan ketua, yang tidak takut untuk
memberitahuku tentang dirinya sendiri.
——Yah, karena kau telah tahu rahasiaku, jika terjadi
sesuatu di sekolah, Aku akan meminta bantuanmu, oke?——
——Jika ada sesuatu yang bisa Aku lakukan, Aku akan
melakukannya——
Sudah beberapa bulan
sejak kami bertemu.
Butuh beberapa saat
bagi kami untuk benar-benar mengenal satu sama lain, tetapi Aku merasa telah
mendapatkan teman lain yang dapat Aku percayai.
Chapter 13
Jumat akhirnya tiba
dan minggu pertama semester baru akan segera berakhir.
Meskipun Aku memiliki
hari libur di upacara penerimaan siswa kelas satu yang baru, ada begitu banyak hal yang terjadi
sehingga itu adalah minggu yang cukup intens.
Melihat ke belakang
seperti itu, Aku ingin masuk ke mode istirahat.
「Hari
ini berbeda dari tempat pertemuan biasanya ya. Kamu belum pulang?」
Kali ini, kami
bertemu di lobi gedung sekolah, bukan di depan gerbang sekolah tempat kami
biasa bertemu sepulang sekolah.
「Kupikir
Aku akan pulang setelah melakukan pratinjau ruang kelas yang bisa kita gunakan
untuk belajar mulai minggu depan」
「Tidak
bisakah kita pergi ke perpustakaan atau lobi ruang guru?」
「Karena
di sana ada banyak orang.....」
Di
perpustakaan, selalu ada seseorang yang mengenalmu dari kelas yang sama.
Terkadang tidak
apa-apa, tetapi setiap hari sedikit tidak nyaman.
Di depan ruang
guru, ada meja untuk belajar mandiri dan pelajaran tambahan, sehingga kau bisa
belajar disana.
Tapi disana ada
juga guru olahraga yang terus berusaha merekrutku untuk kegiatan klub, jadi Aku
tidak mau diganggu saat Aku sedang konsentrasi.
Aku tidak ingin
terganggu oleh orang lain, dan Aku tidak ingin membuang waktu lebih dari yang
sudah Aku miliki.
Alangkah
baiknya jika Aku bisa menggunakan rumahku setiap hari seperti dulu, tapi itu
tidak akan terjadi kali ini.
Ada beberapa
tempat di ruang kelas yang bisa digunakan sampai waktu penguncian, jadi Aku
ingin mencari tempat untuk menggunakannya.
「Yah,
dari sudut pandang Rin-chan, ini seperti menjelajahi sekolah, jadi ayo kita
jalan-jalan」
「Baik」
Meski hanya SMA umum,
gedung ini terbagi menjadi beberapa bagian.
Bukan hal yang aneh
bagiku untuk pergi SMA umum selama setahun penuh dan tidak pernah menginjakkan
kaki di ruang kelas mana pun, apalagi di lantai 0 gedung.
Sambil
mempertimbangkan tempat-tempat itu, kami mencari tempat yang terlihat bagus.
Saat kita berjalan-jalan,
Aku menyadari bahwa ada banyak ruang kelas di gedung sekolah.
「Ada
banyak ruang kelas yang sangat berdebu di sekitar sini」
「Itu
benar. Sepertinya itu selalu terkunci dan tidak digunakan」
Ruang kelas di
area yang tidak ramai terlihat kotor dan terkunci, sehingga tidak mungkin dapat
digunakan.
Aku menyerah
dan melihat ke ruang kelas yang mungkin bisa digunakan sampai batas tertentu——.
「.....Jadi
begitu. Apa kau ingin ke klub musik tiup.....」
Ada pertanyaan
yang tak terduga.
「Ada
hal-hal seperti berlatih secara terpisah untuk setiap bagian」
「Benar.
Yah, jika kita tidak berlatih dengan cara tertentu, kita mungkin tidak akan
bisa memainkan nada individu」
Ini tidak dapat
dihindari, karena itu digunakan oleh orang-orang yang bekerja keras di kegiatan
klub mereka.
Bukan hak kami
untuk berkata begitu di tempat ini, dan kami tidak ingin ikut campur.
「Hmm.
Sulit ditemukan ya.....」
Meski ada banyak
ruang kelas yang luas, jumlah ruang kelas yang tersedia terbatas karena
berbagai alasan.
「.......Maafkan
Aku. Maaf karena telah merepotkanmu sejak awal. Kayaknya lebih baik kita tidak
usah belajar setelah pulang sekolah......?」
「Tidak,
kita bisa pergi ke perpustakaan jika kita tidak dapat ruangan. Itu bukan
sesuatu yang harus kamu khawatirkan, Rin-chan」
Tentu saja,
mencapai tujuan meningkatkan nilainya lebih penting daripada yang terlihat.
Jika kita tidak
dapat menemukannya, kita akan beralih untuk melakukan yang terbaik, dengan mempertimbangkan
fakta bahwa kita akan terganggu oleh orang lain.
「Aku akan
melihat sekilas ruang kelas di lantai ini, dan jika tidak, kita akan belajar di
perpustakaan minggu depan」
「......Baik.
Tapi tidak ada seorang pun di sini, dan sepertinya itu terkunci......」
Seperti yang
Rin-chan katakan, suasananya mirip dengan apa yang pertama kali kulihat, jadi
Aku tidak mengharapkannya——.
「.......
Ruang kelas IPS?」
「Aku
tidak tahu ada tempat seperti itu. Aku tidak pernah mendengarnya」
「Benar,
ini juga pertama kalinya bagiku. Ada kunci disini」
Ada kunci di
sebelah pintu kelas.
Dan ada tanda
di atasnya yang mengatakan.
『Kamu bebas membuka kunci
pintu dan memeriksa dokumen didalam. Namun, dilarang keras untuk membawa
dokumen keluar ruangan atau berbuat hal aneh! Pastikan untuk mengunci pintu
setelah digunakan!』
「Apa
tempat ini bisa digunakan. Ayo kita masuk sebentar」
「Baik!」
Ketika Aku memasukkan
kunci dan memutarnya, pintu itu terbuka
dengan mudah.
Saat Aku membuka
pintu geser yang berderit, matahari bersinar melalui jendela dan cahaya
menerangi debu yang berterbangan.
「Ada
banyak dokumen di sini. Ini seperti deretan buku tebal di perpustakaan」
「Ada
begitu banyak debu disini. Bahkan guru sekalipun mungkin tidak pernah
menggunakannya」
Bahkan dengan
tanda seperti itu, Aku yakin ada orang yang akan melakukan hal aneh jika dibiarkan
seperti ini.
Tidak, tidak
ada orang yang akan pergi ke tempat terpencil yang tertutup debu untuk
melakukan sesuatu yang aneh.
「Disini
ada meja juga!」
Di bagian belakang
rak buku dengan semua dokumen berjejer rapih, ada meja di dekat jendela, mungkin
itu tempat untuk memeriksa.
Matahari
bersinar sedang di barat, dan Aku bisa melihat lapangan olahraga dan
pemandangan di luar wilayah sekolah melalui jendela.
「Ini
tempat yang bagus, mungkin kita bisa belajar disini」
「Di
sini tenang dan juga tidak ada orang yang ke sini」
Bahkan jika
guru IPS datang, dia tidak akan mengatakan apa-apa jika kita sedang belajar.
Aku menggunakan
alat pembersih untuk menghilangkan debu dari meja dan kursi.
「Bagus,
kita bisa belajar disini」
Karena seluruh
ruang kelas kotor, tidak ada habisnya jika terus membersihkannya, jadi Aku
hanya membersihkan meja yang akan kita gunakan.
「Aku
sedikit lelah. Ada yang ingin kubicarakan denganmu, jadi mengapa kita tidak
duduk di sini dan beristirahat sebentar sebelum pulang?」
「Kamu
benar, Ayo kita duduk」
Meja itu ditata
dengan empat kursi.
Mari kita duduk
saling berhadapan dan menaruh tas di sisi lain——.
「*Yoisho」
Saat Aku
memikirkan itu, di sebelahku, Rin-chan duduk dengan perlahan.
「Eh?」
「Eh?」
Ketika Aku
melihatnya dan membuat suara terkejut, dia juga melakukan hal yang sama
denganku.
「Rin-chan,
apa kau mau duduk di sebelahku?」
「Apa
Aku salah duduk?」
「Tidak,
kupikir kita seharusnya saling berhadapan」
「Bukankah
itu akan sulit untuk mengajariku?」
Dengan
mengatakan itu, dia tidak bergerak lagi setelah dia duduk
「Kurasa
itu benar.......?」
Aku tahu bahwa
memaksanya untuk mengubah tempat duduknya akan membuatnya tertekan, jadi Aku
akan menurutinya untuk saat ini.
Pada akhirnya, sudah
diputuskan bahwa Rin-chan dan Aku akan duduk bersebelahan, dengan tas kami di
sisi lain.
「Jadi,
apa yang ini kamu bicarakan?」
「Hari
ini, hasil tes kemampuan sudah keluar, Aku ingin melaporkannya kepadamu」
Setelah
mengatakan itu, Rin-chan mengambil secarik kertas panjang dan tipis yang
familiar bagi siswa SMA.
「Peringkat
14 di sekolah.......? bukankah itu hebat!」
「Iya」
Ketika Aku
mulai mengawasi dia belajar, kemungkinan 50/50 dia akan lulus.
Sejak saat itu,
dia bekerja keras dan mampu mencapai tingkat hasil ini.
「Jika
kamu dapat mempertahankan peringkat ini, kamu dapat membidik sekolah negeri,
jadi mari kita lakukan yang terbaik untuk mempertahankannya」
「Ya.
Aku masih belum tahu tentang sama depanku.....」
「Disaat
kamu tidak tahu, kamu hanya harus menentukan tujuanmu lebih tinggi lagi. Jika kamu
ingin melakukan sesuatu di bawah level ini, kamu tidak perlu khawatir. Akan
sangat menyakitkan jika kamu tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
melakukan apa yang kamu inginkan」
Saat Aku
melihat lembar hasil, Aku berkata dengan suara alami, seolah-olah nilainya itu bagus.
Tidak mudah
untuk meningkatkan atau mempertahankan nilainya ini, tetapi dia bekerja sangat
keras, dan Aku juga berpikir bahwa Aku harus memenuhi harapan adikku——.
Aku merasakan
beban di pundakku.
「Kakak」
「Hmm,
ada apa——. ——!?」
Dia dengan lembut
bersandar di bahuku.
「Aku
berusaha keras bukan hanya karena nilai rapotku. Kamu sangat antusias melihat nilai rapotku」
「I-itu
benar. Kamu sudah berusaha keras」
「Hanya
itu? padahal Aku sudah berusaa keras」
「........」
Aku pikir Aku tahu
apa yang dia ingin Aku lakukan.
Aku mengelus
kepalanya dengan lembut.
「Kamu
harus berusaha keras lagi ok」
「Ya」
Dia menjawab
dengan tegas dengan suara bahagia.
Jika mereka
melihat Aku melakukan ini, tidak mungkin Aku bisa menjelaskan bahwa kita sedang
belajar.
Saat Aku
membelai kepalanya, Aku berfikir apakah ini akan menjadi saat yang tepat bagi
kita untuk belajar, dan Aku tahu Aku telah membuat pilihan yang tepat dalam
menemukan tempat terpencil.
Chapter 14
Aku punya
tempat untuk belajar mulai minggu depan, jadi Aku memutuskan untuk pulang.
Ketika Aku
memeriksa ponselku, Aku menerima pesan dari adikku.
——Sedang dimana kau? Sebagai hukuman, beli 6
potong roti di toko roti biasa dan langsung pulang!——
Aku belum
dijadwalkan untuk terlambat minggu ini, jadi dia pikir Aku mengambil jalan
memutar.
Tapi dia tidak
benar-benar marah padaku, hanya saja dia tahu Aku punya sesuatu untuk
dilakukan, dan dia mungkin memerintahkanku untuk melanjutkan pekerjaan rumah.
Dia adalah adikk
yang sangat bisa diandalkan.
「Kita
akan mengambil jalan memutar. Tidak apa-apa kan?」
「Ya,
kita mau kemana?」
「Ada
toko roti di pusat perbelanjaan dalam perjalanan pulang」
Ketika orang
tuaku biasa memasak pada hari kerja, kami biasa membeli semuanya dalam jumlah
besar di supermarket, tetapi sejak Aku dan adikku mulai memasak, kami menjadi pilih-pilih
tentang apa yang ingin kami beli.
Toko roti
mengkhususkan diri pada makanan yang dipanggang, dan setelah menyadari betapa
lezatnya makanan itu, Aku selalu membeli roti secara terpisah.
Aku memarkir
sepedaku di tempat parkir sepeda dekat area perbelanjaan dan memasuki area
perbelanjaan.
「Meskipun
ini hari kerja,disini ada banyak orang」
「Mungkin
karena ini sudah malam dan juga hari Jumat」
Baik atau
buruk, ini adalah area perbelanjaan khas dengan suasana ramah, tetapi ada juga
pria tua yang mabuk di bar pada jam segini.
..... Ketika
Aku melihat orang dewasa yang ceroboh, Aku pikir akan lebih baik untuk tidak
membawa Rin-chan.
「Aku belum
pernah ke sini baru-baru ini, tetapi telah banyak yang berubah belakangan ini,
Aku mendapat kesan bahwa hanya ada toko tradisional, tetapi sekarang ada kafe
disini」
Seperti yang
dikatakan Rin-chan, ada kedai kopi yang sering di kunjungi oleh para siswa, ada
yang lama dan ada yang baru bergabung.
Jarang sekali
Aku menemukan toko perbelanjaan yang begitu harmonis.
Dinding kaca
memungkinkan kami untuk melihat apa yang terjadi di dalam, dan kami dapat
melihat beberapa pasangan.
Aku ingin tahu
apakah Haruki dan Yukito datang ke sini dengan pacar mereka.
Bagiku, itu
adalah tempat yang hanya Aku datangi bersama teman-temanku.
「.......Kayaknya
bagus untuk datang ke tempat seperti ini sesekali untuk belajar」
「Itu
benar」
Aku tidak bisa
sering datang ke sini karena situasi keuangan siswaku, tetapi mungkin
menyenangkan untuk datang ke sini sesekali untuk belajar.
Setelah
melewati kedai kopi, Aku tiba di toko roti yang ingin Aku kunjungi.
Ketika Aku
masuk, Aku dikelilinigi oleh aroma yang harum.
「Oh,
Touma-kun! Pulang sekolah?」
「Ya.
Adikku sudah kehabisan roti, jadi Aku disuruh untuk membelinya di perjalanan
pulang」
「Seperti
biasa, kamu adalah kakak yang baik yang mencintai adiknya」
Aku benar-benar
akrab dengan penjual toko roti itu.
「........Apakah
gadis yang bersamamu itu adalah pacarmu? Dia sangat imut!」
「Halo」
「Itu
salah」
Jika Aku
menjelaskan bahwa dia adalah teman adikku atau semacamnya, maka akan tersebar
gosip, jadi Aku akan menyangkalnya.
Dia meletakkan
sekantong roti di atas nampan.
Kemudian dia
mengambil salah satu pai apel yang baru saja ditata.
「Dan itu
saja untuk hari ini」
「Kamu
suka berbelanja ya! Jika kamu tidak keberatan, Aku akan melayani wanita di sana
juga?」
「Makan
malam sudah dekat, jadi tidak usah」
「Kalau
begitu Aku akan memberimu pai apel ini. Kalian berdua sangat akrab ya?」
「Baiklah.
Terima kasih banyak」
Dia memberiku
sekantong roti dan sepotong pai apel di dalam kantong kertas.
「Hmm」
Aku kemudian
membagi pai apel menjadi dua dan menyerahkannya kepada Rin-chan.
「Ini...untukku?」
「Kamu
sudah melakukan yang terbaik dalam ujian. Mengajakmu berbelanja mungkin
terdengar tidak bagus, tapi kupikir Aku akan mengajarmu hal yang menyenangkan!」
「Aku
tidak berbelanja, Aku juga tidak bisa membayarnya....」
「Jangan
khawatir tentang detailnya! Sangat menyenangkan makan manisan seperti ini dalam
perjalanan pulang sekolah lho!」
「Haa.....」
Dia tampak tidak
yakin, tetapi menggigit kecil pai apel.
「Ini
sangat enak」
「Kan?」
Saat kami berjalan
melalui area perbelanjaan yang sibuk, kami mengunyah pai apel.
「Kami
tidak bisa melakukan ini di SMP karena
peraturan sekolahnya yang ketat」
「Benar.
Jika kamu ketahuan, kamu akan segera dipanggil oleh guru BK」
「Itu dianggap
sebagai hal yang buruk di SMP, tapi itu bukan sesuatu yang bisa membuat kesal」
「Aku merasa
melakukan sesuatu yang salah. Itu membuatku deg-deg-an」
「Aku
pikir Aku mungkin telah mengajarimu beberapa hal buruk」
Aku pikir akan
baik baginya, yang selalu begitu serius saat di SMP, untuk mengetahui sedikit
tentang hal-hal ini.
Jika dia tidak
mengalami hal semacam ini setidaknya sekali, dia mungkin akan bingung ketika teman-temannya
mengajaknya pergi keluar nanti.
Setelah kami
berdua selesai makan pai apel kami, kami melanjutkan jalan-jalan kami melalui area
perbelanjaan.
「Aku tidak
tahu mereka menjual barang semacam ini.....」
Sudah lama sejak
dia berjalan di jalanan, dia tampak seperti anak kecil saat dia menatap setiap
toko.
Karena kami
selalu menghabiskan sebagian besar waktu kami bersama di rumah atau di sekolah,
rasanya menyenangkan melihat reaksi tulus darinya, dan itu membuatku tersenyum.
Kami akhirnya
menghabiskan banyak waktu untuk berjalan-jalan bersama, dan ketika Aku sampai
di rumah, adikku marah kepadaku, tetapi Aku pikir sangat menyenangkan untuk menghabiskan
waktu seperti ini.
Chapter 15
Akhir pekan
telah berakhir, tapi itu berakhir dalam sekejap.
Aku sangat
lelah sehingga Aku tidak ingin melakukan apa pun, meskipun Aku tidak memiliki
kegiatan klub apapun.
Ngomong-ngomong,
Haruki dan Yukito melakukan latihan pertandingan dan menghabiskan sepanjang
hari dalam kegiatan klub.
Sulit untuk
membayangkannya sekarang, tetapi ketika Aku menjadi anggota sebuah klub, itu adalah
hal biasa untuk melewatkan satu hari latihan pada akhir pekan.
Dengan
pemikiran itu, Aku dapat mengatakan bahwa Aku ini terlalu malas.
Dan mulai hari
ini, Aku akan belajar dengan Rin-chan sepulang sekolah sebelum Aku pulang ke
rumah.
Sampai minggu
lalu, Aku merasa kasihan pada adikku karena dia harus menanggung beban.
Namun, karena Aku
terpaksa banyak berbelanja di akhir pekan saat Aku pergi keluar dengan
Rin-chan, jadi Aku menghilangkan pemikiran itu.
Aku tidak tahu
bagaimana adikku dan Rin-chan memiliki energi untuk pergi bermain di lingkungan
baru mereka.
Aku mengalami
demam tinggi dan tertidur pada akhir pekan pertamaku setelah masuk SMA.
「Karena
jumlah acara sekolah akan meningkat mulai bulan depan, jam pelajaran akan lebih cepat untuk
mengikuti kurikulum!」
Dan tugas
sekolah semakin sulit dan semakin cepat pada saat yang bersamaan.
Itu adalah ide
yang baik untuk mengajari Rin-chan, tetapi jika Aku tidak belajar juga, nilaiku
akan benar-benar turun.
「Ah,
Aku tidak begitu mengerti isi pelajarannya」
「Haruki,
kau harus melakukannya dengan serius. Jika kau mendapat nilai merah, kau tidak
bisa melakukan kegiatan klub, kan?
」
「Kau
ada benarnya juga........」
「Aku juga
dalam masalah. Ketika Aku masih kelas satu, nilaiku rata-rata, tetapi sejak Aku
jadi kelas dua, pelajarannya menjadi lebih sulit」
Dari sudut
pandang dua orang yang sibuk dalam kegiatan klub, sangat jelas bahwa mereka
tidak akan mengatakan 『Gas lah, langsung belajar! 』 setelah pulang ke rumah.
Namun, jika
mereka tidak melakukannya, mereka tidak akan bisa melakukan kegiatan klub.
「Kau
selalu terlihat begitu santai ya Touma」
「Yah,
tidak seperti kalian, Aku tidak melakukan kegiatan klub, jadi Aku harus
melakukan ini......」
「Tolong
ajari Aku .......」
「Jika
Aku dapat mengajarimu sesuatu yang mungkin ingin kau pelajari dan melakukannya
dengan baik, Aku akan melakukannya.......lagian, pacar kalian kan bisa
mengajari kalian!」
「Karena
dia di kelas seni rupa......」
「.......
Jadi dia tidak begitu pintar」
Lalu bagaimana
cerita tentang belajar bersama itu.
Aku mulai
merasa bahwa mereka hanya saling menggoda, membuka pelajaran mereka sambil
mengaku sedang belajar. Kupikir memang begitu.
Sial,
orang-orang ini terlihat sedang bersenang-senang.
「Di
saat seperti ini, Aku berharap punya pacar yang bisa belajar」
「Masa?
Bukankah itu hanya akan membuat kita jadi
terlihat bodoh? 」
「Bagaimana
menurutmu, Touma?」
「Apa
kau sengaja? Apa kau sengaja mengabaikanku??」
Jawaban seperti
apa yang kau inginkan dariku, pria yang tidak punya pacar?
Apakah kau
ingin Aku memberikan pendapatku tentang bagaimana rasanya tidak punya pacar?
Aku rasa bukan begitu.
「Omong-omong
,siapa gadis yang bisa belajar dengan baik di kelas ini?」
Dia tidak menanggapi
pertanyaan sedihku dan mulai berbicara.
「Bukankah
itu Yuika? Dia adalah salah-satu orang yang berhasil dengan baik saat ujian
ulang」
「Kurasa
begitu. Tidak seperti penampilannya yang biasa aja, dia sangat luar biasa」
Seperti yang
mereka katakan, ketua sangat luar biasa sejak kelas satu.
Aku tidak tahu
seberapa bagus dia sebenarnya, karena Aku mulai terlibat dengannya baru-baru
ini.
「Mengapa
kau tidak meminta ketua untuk mengajarimu?
Jika dia mengajarimu, kau tidak akan pernah melupakannya」
「Tolong
jangan sebutkan itu......」
「Tidak,
tidak, kau terlalu banyak mengejekku!」
Aku akui itu
sedikit jahat, tapi jangan terlalu berkecil hati.
.....Meski tidak
apa-apa untuk mengejekku yang sedang tidak berkencan, tetapi itu hal tabu untuk berbicara tentang
kisah cinta. Itu pembicaraan yang sulit untukku.
「Apa
kalian memanggilku!?」
Saat kami membicarakan
hal itu, ketua mendatangi kami.
「Tidak,
karena kau selalu mendapat nilai ujian yang bagus, jadi Aku ingin tahu bagaimana
caramu belajar」
「Hoo!
Apakah kau akhirnya termotivasi Haruki!? Apakah pacarmu menyuruhmu berhenti menjadi
bodoh?」
「Di-dia
tidak pernah mengatakan itu!!」
Ah, dia
diberitahu hal itu.
Bagaimanapun,
pacarnya cukup imut sekarang, dan dia pasti berada di bawah banyak pengaruh.
「Bukankah
kau cukup pintar, Touma?」
「Hmm.
Pembelajaran jadi lebih cepat dari yang Aku harapkan, dan sejujurnya, itu cukup
sulit. Haruki dan Yukito termotivasi, dan Aku ingin membantu mereka, tetapi Aku
tidak dapat mengajari mereka jika Aku juga harus belajar」
「Hee,
jadi Touma juga dalam masalah ya?」
「Begitulah」
「Hoo.
Apa kau memerlukan bantuan?」
Sambil tertawa
bahagia seperti biasa, Ketua yang berani duduk di atas meja dan menciptakan
suasana yang buruk.
Dia memiliki
penampilan yang bagus, jadi apa pun yang dia lakukan, dia akan berada dalam
suasana yang bagus.
「Aku
ingin kau membantuku」
Sejujurnya Aku
penasaran dengan cara belajar ketua.
Ada begitu
banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran seseorang yang berprestasi, jika
Aku ingin tahu berbagai faktor itu terlepas dari siapa itu, Aku akan
melakukannya.
「Ahaha!
Jadi begitu ya!!」
「Bukankah
kau terlalu banyak tertawa, Yuika」
「Kau
terlihat senang sekali. . Bukankah
kedua orang ini memiliki keunikan?」
「Itu
benar」
Sebelum Aku
menyadarinya, mereka berdua sedikit menjauhkan diri dariku dan ketua.
「Boleh
kok! Jika kalian memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya! Aku akan
mengajarimu dengan baik?」
「Wah,
terima kasih banyak」
Kami berbicara
tentang bagaimana mengatur situasi belajar pada dua orang ini yang sibuk dengan
kegiatan klub, tetapi akhirnya hanya Aku dan ketua yang membuat kemajuan dalam
situasi belajar kami.
Namun, dengan
memanfaatkan kesempatan ini dan memahami situasi secepat mungkin, mereka dapat
menindaklanjutinya, jadi itu bukan hal yang buruk.
Previous | -- | Next
0 komentar:
Post a Comment